NHW 6: Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal

Bismillaah..

Materi keenam di kelas Matrikulasi IIP Batch 7 yaitu mengenai Belajar Menjadi Manajer Keluarga Handal. Salah satu syarat untuk menjadi manajer keluarga yang handal yaitu tidak terjebak rutinitas yang tak kunjung selesai, sehingga kita tidak ada waktu untuk proses menemukan diri. Maka berikut ini NHW yang saya buat:

Analisis Aktivitas Keseharian

Kami diminta untuk menyebutkan 3 aktivitas paling penting dan 3 aktivitas paling tidak penting.

Dari kedua jenis aktivitas di atas, proporsi waktu yang dihabiskan hampir sama. Namun, proporsi untuk aktivitas penting masih lebih banyak. Saya harap ke depannya, waktu saya semakin banyak dihabiskan oleh aktivitas penting saja yang kemudian dapat menjadi aktivitas dinamis yang dapat menambah jam terbang saya sebagai ibu profesional.

Kandang Waktu

Sampai saat ini, saya baru dapat membuat aktivitas rutin ke dalam 2 kandang waktu, yaitu sebagai berikut:

Jadwal Harian

Setelah membuat kandang waktu, saya mendetailkannya dalam jadwal harian dengan mengacu juga pada indikator profesionalisme perempuan yang telah dibuat pada NHW #2.

NHW 4: Mendidik dengan Kekuatan Fitrah

Bismillaah…

Nice Homework 4 yang mengusung tema Mendidik Anak dengan Kekuatan Fitrah, rupanya berkaitan dengan NHW yang pernah dibuat sebelumnya.

Terkait jurusan ilmu yang saya tentukan sebelumnya, yaitu Ilmu Sabar, saya akan menggantinya menjadi Manajemen Keluarga. Sedangkan ilmu Sabar itu sendiri saya jadikan sebagai salah satu ilmu pendukung dalam jurusan baru yang saya ambil.

Saya telah membuat Indikator Profesionalisme Perempuan pada NHW 2. Dalam pengerjaannya saya masih ada poin-poin yang belum konsisten saya lakukan. Dalam hal ini saya terus menguatkan tekad saya untuk berkomitmen menjadi lebih baik lagi. Berdasarkan review dari fasilitator, ada beberapa perubahan dalam indikator yang saya buat. Berikut ini Indikator yang telah saya perbaiki:

Indikator sebagai Individu

indiator diri

Indikator sebagai Ibu

indiator ana

Indikator sebagai Istri

indiator suami

 

Menetapkan Misi Hidup, Bidang, dan Peran

Setelah merefresh hubungan dengan suami melalui surat cinta, kemudian menggali potensi yang dimiliki, saya merasa yakin akan misi hidup yang akan saya tuju, begitupun dengan bidang, dan peran yang akan dijalani.

misi hidup - iip

Misi Hidup: Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Mampu Berkarya dari Dalam Rumah

Bidang: Manajemen Keluarga

Peran: Implementer

 

Menentukan Ilmu Penunjang untuk Menempuh Misi Hidup

Dalam menempuh misi hidup yang telah saya sebutkan di atas, tentunya perlu ilmu-ilmu yang harus saya pelajari. Saya telah menentukan 7 ilmu yang dalam menunjang saya dalam menempuh misi hidup, yaitu:

ilmu - iip

 

Menetapkan Milestone untuk Menjalankan Misi Hidup

Saya menetapkan KM 0 pada tanggal 25 Maret 2019, bertepatan dengan tanggal lahir anak pertama saya, dan saya berusia 25 tahun 6 bulan. Saya berkomitmen untuk mencapai 10.000 jam terbang di bidang Manajemen Keluarga yang telah saya tentukan. Saya menargetkan ilmu-ilmu di atas selesai saya pelajari dan pahami selama 5 tahun. Sehingga apabila dikalkulasikan, saya perlu menyempatkan waktu itu belajar sekitar 5,5 jam sehari.

Berikut ini milestone yang telah saya buat:

milestone- IIP

KM 0 – KM 1 (25 Maret 2019 – 25 Maret 2020): Mempelajari dan Mempraktikkan Ilmu Sabar/ Manajemen Emosi.

KM 1 – KM 2 (25 Maret 2020 – 25 Maret 2021): Mempelajari dan Mempraktikkan Ilmu Pendidikan dan Psikologi Anak.

KM 2 – KM 3 (25 Maret 2021 – 25 Maret 2022): Mempelajari dan Mempraktikkan Ilmu Manajemen Waktu dan Manajemen Keuangan.

KM 3 – KM 4 (25 Maret 2022 – 25 Maret 2023): Mempelajari dan Mempraktikkan Ilmu Komunikasi Efektif.

KM 4 – KM 5 (25 Maret 2023 – 25 Maret 2024): Mempelajari dan Mempraktikkan Ilmu Pengobatan Herbal dan Desain Grafis.

Bismillaah, target tersebut akan tercapai tepat waktu asalkan saya berkomitmen untuk terus melakukan, melakukan, dan melakukan.

NHW 2: Menjadi Ibu Profesional

Bismillaah..

Materi kedua di Kelas Matrikulasi yaitu Menjadi Ibu Profesional. Selain dibahas mengenai definisi Ibu Profesional serta visi misi Komunitas Ibu Profesional, di materi ini dijelaskan pula bagaimana tahapan yang harus dilalui untuk menjadi ibu profesional, yaitu: Bunda Sayang, Bunda Cekatan, Bunda Produktif, dan Bunda Shaleha.

Keempat tahapan ini baru dapat dilalui apabila lulus dari kelas Matrikulasi. Saya sendiri rasanya makin bersemangat untuk terus belajar dan melalui semua tahapannya di IIP.

Nice Home Work (NHW) #2

NHW kedua ini, kami diminta untuk membuat indikator ibu profesional dilihat dari peran sebagai individu, ibu, dan istri. Indikator dibuat dengan kriteria SMART, yaitu Specific, Measurable, Achievable, Realistic, dan Time Bound. Berikut indikator yang saya buat:

Indikator sebagai Individu

Terdapat 14 indikator yang perlu saya lakukan secara konsisten. Ke depannya semua indikator akan dilakukan evaluasi rutin setiap bulan.

nhw 2 individu

Indikator sebagai Ibu

Berhubung anak saya masih berusia 10 bulan, maka saya tidak dapat menanyakan langsung ibu seperti apa yang diinginkan oleh anak saya. Maka, saya membuat indikator yang mana aktivitas tersebut anak saya sukai dan memberikan dampak positif baginya. Indikator akan dilakukan evaluasi juga setiap bulannya. 

nhw 2 ibu.JPG 

Indikator sebagai Istri

Alhamdulillaah dapat menanyakan secara langsung kepada suami tentang kriteria istri seperti apa yang dapat membuatnya bahagia dan nyaman. Seperti yang lainnya, evaluasi akan dilakukan setiap bulan. 

nhw 2 istri.JPG

Semua indikator di atas tidak akan ada manfaatnya apabila tidak berkomitmen dan konsisten dalam menjalankannya. Semoga Allaah selalu Menuntun saya dalam menjalani setiap peran dengan semaksimal mungkin. 

Rabbanaa afrigh ‘alainaa shobrawwatawaffanaa muslimin

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan kami menyerah diri (kepada-Mu). (QS Al – A’raf : 126)

Aamiin..

NHW 1: Adab Menuntut Ilmu

Bismillaah..
Kelas Matrikulasi sudah dimulai, saya merasa atmosfer kelas sangat memberikan energi positif. Rupanya tak hanya saya yang antusias mengikuti perkuliahan ini, teman-teman lain semangatnya jauh luar biasa. Jangan kasih kendor! 😁

Di kelas ini, kami didampingi juga oleh fasilitator, Mbak Nurhalimah, yang bisa dibilang teman belajar kami. Di sini kami belajar bersama-sama, seperti value dari Ibu Profesional bahwa semua guru dan semua murid, kesempatan untuk berdiskusi pun terbuka lebar.

Materi pertama yang disampaikan yaitu mengenai Adab Menuntut Ilmu. Dari sini saya banyak belajar bahwa menuntut ilmu itu ada adabnya, baik itu terhadap diri sendiri, terhadap guru (penyampai ilmu), dan terhadap sumber ilmu. Ternyata menuntut ilmu tidak boleh sembarangan, ada etikanya. Baru tahu. 😦 Alhamdulillah sekarang sudah tahu, tinggal diaplikasikan dan diamalkan. 🙂

Nice Homework (NHW) #1

Setelah pembahasan materi selesai, fasilitator memberikan NHW dengan 4 pertanyaan. Ini dia:

A. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Dari soal pertama saja membutuhkan waktu 2 hari untuk saya merenung dan memikirkan matang-matang ilmu apa yang ingin saya selami. Tentu banyak, namun apa yang paling?

Saya memutuskan untuk menekuni ilmu SABAR. Kenapa? Yuk lanjut ke pertanyaan kedua.

Sumber gambar

B. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Kenapa saya ingin menekuni ilmu sabar? Karena saya merasa saya ini orang yang batas kesabarannya mudah terlampaui. Padahal sabar itu tidak ada batasnya, jika berbatas, ya bukan sabar namanya.

Sering saya tidak sabar dengan hal-hal kecil, yang justru akhirnya membuang energi sia-sia. Contohnya, tidak sabar ketika: anak susah makan, makanan tumpah terkena sprei atau karpet atau benda apa saja yang agak sulit dibersihkan, barang yang tidak ditaruh di tempat semula, sampah yang terlambat dibuang, dan banyak hal remeh lainnya.

Ketika tidak sabar, maka emosi negatif yang muncul lebih dulu, jadi mood bisa rusak seharian. Astagfirullaah, kok gini banget ya aku tuh. 😭

Ada pepatah bilang “Man shobaro dzhofiro”, yang artinya barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung. Menyesal karena berarti selama ini sudah jadi orang yang merugi. 

Padahal Allaah berjanji akan Menolong hamba-Nya yang bersabar. Berarti, kalau sudah bisa sabar, segala urusan kita akan Allaah bantu dimudahkan dan dimampukan. 

Jadi, menurut saya sabar itu salah satu pondasi yang harus diperkuat agar proses menuntut ilmu dan menjalani peran bisa lebih lancar. Sebagai seorang istri dan ibu 1 anak, yang secara tidak langsung menjabat juga sebagai manajer keluarga, saya merasa sangat penting memiliki ilmu sabar, karena banyak hal yang harus diselesaikan, seperti manajemen keuangan rumah tangga, manajemen gizi keluarga, pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan lainnya yang mana sangat dibutuhkan kesabaran. 

C. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?

  1. Perbanyak istighfar dan berdzikir pada Ash-Shobur, salah satunya yaitu membaca Al-Quran. Sudah sering mengingat Allaah, malu dong kalau masih tidak sabaran. Sementara Allaah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 153 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allaah beserta orang-orang yang sabar“. Allaah berjanji untuk menyertai kita kapan pun dimanapun dan kapanpun, asalkan: kita Sabar. Dan di Al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan keutamaan sabar, indah sekali.
  2. Membaca kisah kesabaran para nabi dan sahabat. Nabi Adam bersabar saat diturunkan dari surga, dipisahkan pula dari Hawa. Nabi Nuh bersabar mendakwahi kaumnya hingga ratusan tahun dan hanya sedikit yang beriman pada Allaah. Nabi Musa bersabar mengajak Firaun dan Bani Israil untuk menyembah Allaah. Siti Hajar bersabar mencari air dari Safa ke Marwah dan sebaliknya. Nabi Ayyub bersabar atas penyakitnya. Serta Rasulullah SAW bersabar dari kaum kafir Quraisy yang menghina bahkan berniat mencelakakannya. Segelintir dari ribuan kisah yang sarat makna tentang kesabaran. Malu sendiri, sama hal kecil saja sudah tidak sabar. 😦
  3. Menghadiri majelis ilmu baik secara offline maupun online. Kajian tentang ilmu sabar pada khususnya. Dengan mengikuti majelis ilmu, selain ilmu bertambah, namun juga kita bisa berkumpul dengan orang-orang sholeh. 
  4. Berlatih. Percuma kita belajar tentang sabar tapi tidak berlatih. Berlatih sabar bisa perlahan-lahan dan ditingkatkan durasinya terus menerus. Strateginya, saya akan berlatih bersabar di setiap waktu sholat ke waktu sholat berikutnya, yaitu: berlatih tidak marah dari shubuh sampai dzuhur, dilanjutkan dari dzuhur sampai ashar, lalu dari ashar sampai maghrib, lalu dari maghrib sampai isya, dan dari isya sampai subuh. Begitu seterusnya, sehingga tidak ada waktu tersisa untuk tidak sabar.
  5. Menurunkan kadar toleransi terhadap kebersihan dan kerapian rumah. Namanya punya anak kecil, dua hal tersebut–bersih dan rapi–rasanya agak berat buat direalisasikan. Dan seriingnya, hal tersebut yang jadi pemicu mood saya rusak. Maka dari itu saya ingin menurunkan kadar toleransinya, biar anak lebih bebas dan leluasa dalam menjalani fase eksplorasi, dan saya lebih happy menemani anak dalam fase itu. 
  6. Meminta dukungan dari suami. Suami adalah orang yang paling memungkinkan untuk mengingatkan saya kapan pun, maka support dari suami sangat penting untuk mendukung proses belajar saya. 

D. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?

  1. Berniat ikhlas menuntut ilmu hanya karena Allaah.
  2. Berdoa kepada Allaah agar diberi kemudahan dan kemampuan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
  3. Mengosongkan gelas dan pastikan gelasnya baik. Bagaimana mau diisi kalau gelasnya penuh, dan bagaimana mau diisi kalau gelasnya retak. Sucikan hati dan jiwa dari hal-hal buruk sebelum belajar.
  4. Senantiasa mengulang ilmu yang telah dan sedang dipelajari, serta belajar dengan tuntas, tidak setengah-setengah.
  5. Konsisten dan memiliki komitmen dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya. 

Alhamdulillaah, demikianlah NHW #1 versi saya. Baru NHW pertama nih tapi sudah berhasil membuat saya merenung dan berintrospeksi. Semangat niih buat NHW selanjutnya. ❤

Sebelum diakhiri, yuk berdoa dulu:

Rabbanaa afrigh ‘alainaa shobrawwatawaffanaa muslimin

Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan kami menyerah diri (kepada-Mu). (QS Al – A’raf : 126)

Aamiin..