Bismillaah..
Kelas Matrikulasi sudah dimulai, saya merasa atmosfer kelas sangat memberikan energi positif. Rupanya tak hanya saya yang antusias mengikuti perkuliahan ini, teman-teman lain semangatnya jauh luar biasa. Jangan kasih kendor! 😁
Di kelas ini, kami didampingi juga oleh fasilitator, Mbak Nurhalimah, yang bisa dibilang teman belajar kami. Di sini kami belajar bersama-sama, seperti value dari Ibu Profesional bahwa semua guru dan semua murid, kesempatan untuk berdiskusi pun terbuka lebar.
Materi pertama yang disampaikan yaitu mengenai Adab Menuntut Ilmu. Dari sini saya banyak belajar bahwa menuntut ilmu itu ada adabnya, baik itu terhadap diri sendiri, terhadap guru (penyampai ilmu), dan terhadap sumber ilmu. Ternyata menuntut ilmu tidak boleh sembarangan, ada etikanya. Baru tahu. 😦 Alhamdulillah sekarang sudah tahu, tinggal diaplikasikan dan diamalkan. 🙂
Nice Homework (NHW) #1
Setelah pembahasan materi selesai, fasilitator memberikan NHW dengan 4 pertanyaan. Ini dia:
A. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan Anda tekuni di universitas kehidupan ini.
Dari soal pertama saja membutuhkan waktu 2 hari untuk saya merenung dan memikirkan matang-matang ilmu apa yang ingin saya selami. Tentu banyak, namun apa yang paling?
Saya memutuskan untuk menekuni ilmu SABAR. Kenapa? Yuk lanjut ke pertanyaan kedua.
Sumber gambar
B. Alasan terkuat apa yang Anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
Kenapa saya ingin menekuni ilmu sabar? Karena saya merasa saya ini orang yang batas kesabarannya mudah terlampaui. Padahal sabar itu tidak ada batasnya, jika berbatas, ya bukan sabar namanya.
Sering saya tidak sabar dengan hal-hal kecil, yang justru akhirnya membuang energi sia-sia. Contohnya, tidak sabar ketika: anak susah makan, makanan tumpah terkena sprei atau karpet atau benda apa saja yang agak sulit dibersihkan, barang yang tidak ditaruh di tempat semula, sampah yang terlambat dibuang, dan banyak hal remeh lainnya.
Ketika tidak sabar, maka emosi negatif yang muncul lebih dulu, jadi mood bisa rusak seharian. Astagfirullaah, kok gini banget ya aku tuh. 😭
Ada pepatah bilang “Man shobaro dzhofiro”, yang artinya barang siapa yang bersabar, maka dia akan beruntung. Menyesal karena berarti selama ini sudah jadi orang yang merugi.
Padahal Allaah berjanji akan Menolong hamba-Nya yang bersabar. Berarti, kalau sudah bisa sabar, segala urusan kita akan Allaah bantu dimudahkan dan dimampukan.
Jadi, menurut saya sabar itu salah satu pondasi yang harus diperkuat agar proses menuntut ilmu dan menjalani peran bisa lebih lancar. Sebagai seorang istri dan ibu 1 anak, yang secara tidak langsung menjabat juga sebagai manajer keluarga, saya merasa sangat penting memiliki ilmu sabar, karena banyak hal yang harus diselesaikan, seperti manajemen keuangan rumah tangga, manajemen gizi keluarga, pendidikan anak, kesehatan keluarga, dan lainnya yang mana sangat dibutuhkan kesabaran.
C. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan Anda rencanakan di bidang tersebut?
- Perbanyak istighfar dan berdzikir pada Ash-Shobur, salah satunya yaitu membaca Al-Quran. Sudah sering mengingat Allaah, malu dong kalau masih tidak sabaran. Sementara Allaah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 153 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allaah beserta orang-orang yang sabar“. Allaah berjanji untuk menyertai kita kapan pun dimanapun dan kapanpun, asalkan: kita Sabar. Dan di Al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan keutamaan sabar, indah sekali.
- Membaca kisah kesabaran para nabi dan sahabat. Nabi Adam bersabar saat diturunkan dari surga, dipisahkan pula dari Hawa. Nabi Nuh bersabar mendakwahi kaumnya hingga ratusan tahun dan hanya sedikit yang beriman pada Allaah. Nabi Musa bersabar mengajak Firaun dan Bani Israil untuk menyembah Allaah. Siti Hajar bersabar mencari air dari Safa ke Marwah dan sebaliknya. Nabi Ayyub bersabar atas penyakitnya. Serta Rasulullah SAW bersabar dari kaum kafir Quraisy yang menghina bahkan berniat mencelakakannya. Segelintir dari ribuan kisah yang sarat makna tentang kesabaran. Malu sendiri, sama hal kecil saja sudah tidak sabar. 😦
- Menghadiri majelis ilmu baik secara offline maupun online. Kajian tentang ilmu sabar pada khususnya. Dengan mengikuti majelis ilmu, selain ilmu bertambah, namun juga kita bisa berkumpul dengan orang-orang sholeh.
- Berlatih. Percuma kita belajar tentang sabar tapi tidak berlatih. Berlatih sabar bisa perlahan-lahan dan ditingkatkan durasinya terus menerus. Strateginya, saya akan berlatih bersabar di setiap waktu sholat ke waktu sholat berikutnya, yaitu: berlatih tidak marah dari shubuh sampai dzuhur, dilanjutkan dari dzuhur sampai ashar, lalu dari ashar sampai maghrib, lalu dari maghrib sampai isya, dan dari isya sampai subuh. Begitu seterusnya, sehingga tidak ada waktu tersisa untuk tidak sabar.
- Menurunkan kadar toleransi terhadap kebersihan dan kerapian rumah. Namanya punya anak kecil, dua hal tersebut–bersih dan rapi–rasanya agak berat buat direalisasikan. Dan seriingnya, hal tersebut yang jadi pemicu mood saya rusak. Maka dari itu saya ingin menurunkan kadar toleransinya, biar anak lebih bebas dan leluasa dalam menjalani fase eksplorasi, dan saya lebih happy menemani anak dalam fase itu.
- Meminta dukungan dari suami. Suami adalah orang yang paling memungkinkan untuk mengingatkan saya kapan pun, maka support dari suami sangat penting untuk mendukung proses belajar saya.
D. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang Anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
- Berniat ikhlas menuntut ilmu hanya karena Allaah.
- Berdoa kepada Allaah agar diberi kemudahan dan kemampuan dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
- Mengosongkan gelas dan pastikan gelasnya baik. Bagaimana mau diisi kalau gelasnya penuh, dan bagaimana mau diisi kalau gelasnya retak. Sucikan hati dan jiwa dari hal-hal buruk sebelum belajar.
- Senantiasa mengulang ilmu yang telah dan sedang dipelajari, serta belajar dengan tuntas, tidak setengah-setengah.
- Konsisten dan memiliki komitmen dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.
Alhamdulillaah, demikianlah NHW #1 versi saya. Baru NHW pertama nih tapi sudah berhasil membuat saya merenung dan berintrospeksi. Semangat niih buat NHW selanjutnya. ❤
Sebelum diakhiri, yuk berdoa dulu:
Rabbanaa afrigh ‘alainaa shobrawwatawaffanaa muslimin
Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan kami menyerah diri (kepada-Mu). (QS Al – A’raf : 126)
Aamiin..